Mencoba belajar Elektronika

Pendidikan Yang Humanis

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat selama ini membawa dampak terhadap jarak antar bangsa di dunia sehingga fenomena ini bersifat global. Akibat pengaruh globalisasi menghadirkan problem baru berupa kesenjangan antara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sekarang dengan kurikulum di sekolah. Di lain pihak, motivasi dan minat belajar siswa masih rendah yang berdampak kualitas sebagai hasil pendidikan merendah pula. Selama kegiatan belajar mengajar mirip seperti kegiatan menjual dan membeli. Artinya, kegiatan menjual baru berlangsung kalau ada kegiatan membeli, Begitu juga kegiatan dengan belajar mengajar. Guru baru mengajar kalau siswa belajar. Mengacu pada pengertian pendidikan munurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN No. 20 tahun 2003) menyatakan pendidikan adalah segala usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pengertian pendidikan ini menjelaskan bahwa peristiwa belajar tidak cukup sekedar mentransfer informasi kepada peserta didik, tetapi, tetapi harus ada upaya yang terencana untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga dapat mengembangkan potensi pada peseta didik. Misalnya, pada kegiatan mengajar sains, tidak cukup hanya melalui telling science, tetapi perlu mengembangkan kegiatan yang bersifat doing science atau kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan bahkan tidak hanya memperluas wawasan kognitif tetapi juga menyentuh ranah afektif, psikomotorik, dan juga metakognitif. Ranah yang terakhir ini para ahli pendidikan sering menyebutnya sebagai kemampuan tentang belajar bagaimana belajar (learn how to learn). Pendekatan pembelajaran harus menciptakan suasana teaching-learning yang dapat menumbuhkan rasa dari tidak tahu menjadi tahu dan guru memposisikan diri sebagai pelatih dan fasilitator. Kehadiran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengharuskan guru untuk lebih berbenah diri menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya, sebab berdasarkan pengamatan selama ini, proses belajar mengajar di sekolah lebih ditandai oleh proses mengajar guru melalui ceramah dan proses belajar siswa melalui menghafal. Dalam konteks pemebelajaran yang berorientasi pada KTSP, fokus perhatian guru tidak lagi sebagai destroyer (pengganggu peristiwa belajar) tetapi sebagai fasilitator (mempermudah peristiwa belajar) yang lebih dicirikan dengan disediakannya kesempatan yang seluas-luasnya bagi anak untuk mengembangkan gagasan kreatif. Kebiasaan selama ini masih menganut budaya konsumtif, di antaranya kebiasaan siswa menerima informasi secara pasif, seperti mencatat, mendengar, meniru yang seharusnya diubah pada budaya produktif di mana siswa terbiasa untuk menghasilkan gagasan atau karya seperti merancang/membuat model, meneliti, memecahkan masalah, dan menemukan gagasan baru. Untuk menumbuhkan karakter seperti itu, guru senantiasa memberikan keteladanan, membiasakan, mengendalikan, dan memberi pemahaman kepada peserta didik. Sebagai alternatif dalam mengatasi permasalahan dalam praktek pendidikan tradisonal, Paulo Freire menawarkan konsep pendidikan yang membebaskan. Pola pendidikan yang membebaskan, menurutnya cukup mampu untuk mencetak individu atau masyarakat yang kritis dan mampu mengatasi atau merubah kondisi sosial yang lebih baik dan dinamis. Peniadaan dikotomi antara guru (sebagai subyek) dan peserta didik (obyek) adalah salah satu ciri pendidikan yang humanis, sehingga posisi guru dan murid adalah sama. Untuk itu dari persamaan ini akan muncul suasana belajar yang interaktif dan komunikatif karena tidak ada jarak dan pembatasan ruang berpikir bagi masing-masing pihak. Suasana ini akan memberikan kebebasan berpikir kepada peserta didik yang nantinya akan menghasilkan individu-individu yang kreatif dan memiliki inisiatif serta kepekaan terhadap realitas sosial.

Sudah menulis apakah saya hari ini..?

mencoba untuk mengikat ilmu dengan cara mengetik huruf demi huruf merangkai kata demi kata membuat kalimat demi kalimat menjadikan paragram demi paragrap hingga akhirnya terangkaian tulisan yang penuh makna. semoga dengan belajar mengikat ilmu akan menambah wawasan saya untuk tetap exist.

 

poto

Resistor

Resistor adalah salah satu komponen pasif yang berfungsi sebagai penghambat arus.    Untuk mengunduh file .PPT nya silahkan klik di sini

untuk download filenya silahkan klik di sini

PEMBELAJARAN_2

PEMBELAJARAN_1

MANUAL CX-PROGRAMMER

BD140

Simbol-Simbol Elektronika

mengidentifikasi simbol-simbol elektronika Read the rest of this entry »